Mengeluh , mengeluh, dan mengeluh,
mungkin itu sudah menjadi bumbu perjalanan hidup kita. Semua angan – angan
mengenai sesuatu yang terangan seakan terhempas angin entah kemana. Kita
hanya mendapati angan lain yang tidak sengaja terbang menghampiri kita. Dimana
mau tidak mau tangan harus meraih angan tersebut yang telah menjadi takdir kita
untuk memperolehnya.
Berat memang untuk menerima sesuatu
yang bukan menjadi harapan kita. Kecewa pasti, marah mungkin, tangis bisa jadi.
Semua itu ialah wajar adanya , karena kita adalah manusia. Manusia hanya bisa
berharap dan berdoa untuk angan yang diharapkan. Namun Tuhan selalu meniupkan
anginNya kearah yang selalu benar kepada yang seharusnya menerima.
Bukan berarti kita harus diam
menyerah melihat angin yang berhembus menerbangkan sebuah angan yang mengarah
kepada kita. Usaha adalah sesuatu yang mutlak dilakukan bagi setiap manusia dalam
menjalani hidup di dunia. Segala sesuatu yang telah kita usahakan pasti akan
terbalas oleh Sang Maha Pencipta, ketika usaha yang kita lakukan adalah sesuatu
yang baik,niscaya akan terbalaskan dengan sesuatu yang baik pula, sedangkan
bila kita menanam suatu kejelekan, kelak kita akan menuai buah kejelekan itu
sendiri.
Usaha sudah, berdo’a sudah, apakah
bisa hidup kita bisa dikatakan indah? Bisa sudah, bisa juga belum, mengapa?
Karena tingkat kepuasan setiap orang mempunyai kadarnya masing – masing. Ada
sebagian orang yang merasa hidupnya sudah merasa indah, walau setiap hari yang
dilaluinya adalah dengan membersihkan sampah yang ada dijalanan. Di sisi lain,
sudah menjadi pejabat tinggi, punya 3 rumah, mobil 5, tapi merasa hidupnya
masih belum indah, sehingga menghalalkan berbagai cara untuk bisa memperoleh
kekayaan yang lebih banyak lagi.
Ada titik dimana orang merasa runtuh
ketika ia menyadari bahwa ia hanya seorang karyawan biasa, yang mana
pendapatanya hanya bisa untuk bisa menghidupi keluarganya. Tanpa bisa
memperoleh sesuatu yang lebih, untuk bisa membuat hidupnya menjadi lebih
bahagia. Merasa angan yang ditiup angin adalah salah tujuan. Itu suatu hal yang wajar terjadi, karena
sifat alamiah manusia, dimana kebutuhan manusia tidak ada batasnya.
Tataplah lantai yang Anda pijak.
Resapi dan pahami mengapa dalam sebuah rumah selau ada lantai. Bukankah lantai
adalah sesuatu yang biasa diinjak setiap setiap , rawan kotor, dsb. Tapi
dibalik semua itu, lantai adalah bagian rumah yang paling tegar menanggung
berat beban rumah yang ada, selalu berada di bawah, selalu diijak – injak.
Sesuatu yang patut kita contoh adalah, lantai tidak pernah berharap menjadi
plafon rumah yang berada di atas tidak terinjak – injak. Lantai tetap percaya
bahwa sebuah rumah tidak akan indah jika tidak mempunyai lantai. Jadi lantai
tetaplah lantai yang menjadi tempat pijakan, namun tak akan indah sebuah rumah
jika tanpa lantai.
Hidup memang terkadang tidak adil,
bagi orang yang salah memandang sebuah arti kehidupan. Indah belum tentu sama
di semua mata manusia. Jika Anda merasa di bawah, dan Anda yang ingin mencari sebuah keindahan hidup.
Pandanglah dan resapi sisi lain kehidupan yang Anda jalani, pasti akan ada sesuatu
keindahan yang dapat Anda petik. Layaknya lantai yang jauh memandang ke
keseluruhan rumah dalam ia mencari
sebuah kebahagian akan kehadiran dirinya dalam rumah.
Apakah cinta kasih dari sekeliling
kita yang dapat membuat hidup indah. Hasil karya kita apakah dapat membuat
kehidupan orang lain menjadi indah. Semua itu merupakan sesuatu keindahan yang
sesungguhnya yang bisa kita dapat daripada kita merasa rendah dengan materi
yang kita punya.
Menyerah terhadap angan yang ditiupkan oleh “Angin” Sang Maha Kuasa juga tidak baik. Hembusan
angan yang bukan kita harapkan tersebut ialah sebagai ujian yang diberikan
Tuhan kepada kita untuk lebih bisa memaknai hidup yang kita jalani di dunia
yang fana ini. Jika Anda belum merasa keindahan yang anda cari belum Anda
dapatkan, bukan berarti keindahan yang dapat membahagiakan Anda itu tidak ada.
Teruslah Anda cari di sisi lain kehidupan anda. Setelah Anda temukan keindahan
tersebut, jadikanlah sebagai energy positif yang menjadi stimulus Anda dalam
menjalani hidup Anda, sembari mengejar angan Anda yang tertiup angin yang Anda
anggap bisa membuat hidup Anda Indah.
0 Response to "Merasa Hidup Anda Kurang Indah Tataplah Lantai !"
Post a Comment